Kamis, 23 Januari 2014

Hidup untuk mencari arti hidup

Banjir tlah tiba banyak partai berbondong-bondong untuk mencari nama dan mencari muka dihadapan rakyat. Suatu kewajiban manusia untuk peduli terhadap sesama kita yang sedang mengalami musibah. Beberapa komunitas sosial pun langsung tanggap dalam aksi tersebut. Salah satunya adalah Sanggar Ciliwung merdeka. Tidak asing kan denganntu namanya? tentu saja tidak asing, beberapa kali sanggar ini sempat masuk televisi dan media cetak lainnya.

Ya untuk kali pertamanya gue terjun sebagai relawan banjir tanpa perbekalan yang khusus gue pun terjun mewakili PMKAJ Unit Selatan. Nah setelah gue ke sekretnya Ciliwung Merdeka yang ada di kebon pala(karena sekretnya di bukit duri kerendam), gue ketemu banya orang disana lagi makan. Betapa mereka menikmati makanan yang penuh kesederhanaan itu. Oh iya yang menarik disini ada wanita asing asli Canada yang terjun juga.

Sanggar ciliwung merdeka adalah sanggar yang dibangun Romo Sandyawan Bangunan pada tahun 2000. Seperti dikisahkan Romo Sandyawan, sebelumnya ia sendiri mengomtrak di sana. Sengaja kawasan kumuh yang dikenal sebagai sarang kaum kriminal sebagai tempat untuk refleksi. Tak asing ia dengan tempat ini sebab selain kerap membantu warga setempat yang langganan banjir beberapa anak jalanan binaan Institut Sosial  (waktu itu ia direkturnya) tinggal di sini. Rumah kontrakannya pun menjadi tempat bermain anak. Inilah awal berdirinya sanggar. Dari pendidikan, kegiatan sanggar meluas ke ranah kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Klinik murah dibuka. Saat ini klinik ditangani beberapa dokter termasuk spesialis.   Kalau semula sanggar berkonsentrasi di Bukit Duri dan Kampung Pulo, sekarang mereka telah melebarkan ke sayap termasuk ke Bogor.

Betapa semangatnya mereka membantu korban banjir tersebut dengan keterbatasan ekonomi. Muncullah pertanyaan dalam diri saya, apa yang mereka cari di dunia ini? dan semua itu membuat saya berfikir materi,kekayaan finansial bukanlah segalanya bagi kita jika kita dapat membuat hidup ini jauh lebih berarti.
 semua itu kembali pada diri masing-masing, ketika kita peduli dengan sesama yang kesusahan saja sudah membuat bahagia, maka kekayaan finansial bukan yang pertama kita butuhkan untuk hidup didunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar