Minggu, 19 Januari 2014

setiap orang berhak untuk sombong

" Gi kog lu membanggakan diri lo sih"
Emang sedikit sakit hati ketika dikeritik seorang senior seperti itu, entah kenapa meskipun konteksnya bercanda tapi itu cukup nyes dihati loh.

Ini semua berawal dari malam resolusi yang mensharekan suka duka gue ditahun 2013 dan apa yang akan kita lakukan ditahun 2014. Yah namanya juga SHARING, so semua orang bebas mengungkapkan keberhasilan apa, atau suka cita apa yang kita dapatkan dan dibalik sukacita itu pasti ada dukanya juga.

Sama sekali gue ga ada maksud menyombongkan diri atau pamer kebaikan apapun yang udah gue lakukan di tahun 2013. Gue sangat sadar setiap kehidupan itu ada naik turunnya jadi apapun sukacita yang gue dapetin pasti ya ada dukacita yang gue dapatkan. Jika hal yang membanggakan itu positif apakah salah kita sharingkan ke teman-teman? apakah itu hal yang lebay, ataupun sombong terhadap yang kita miliki? memang balik lagi itu semua kepada cara penyampaian kita dan persepsi orang yang menerimanya.

apa semua orang itu berHAK untuk sombong? nah gue nemu di edukasi.kompasiana.com arti kata tersebut.






Sombong. Adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.Dalam tingkatan terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi.

Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor
kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor
kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.


Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri(self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) .
Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.


Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub.
Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa.
Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup.
Keenam panca indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.
Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego.
Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka).
Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati.


Gua rasa kata itu punya definisi masing-masing. dan gue berkesimpulan. semua orang itu berhak untuk sombong, Ketika orang tersebut mempunyai kebanggaan tersendiri baik dari segi materi,kecerdasan, dan kebaikan. Namun kita tidak boleh terus-terusan menyombongkan diri, karena Tuhan itu adil ketika kita sombong yang OVER banget Ia ga akan membuat kita terus-terusan betah dalam posisi itu. Pasti akan ada satu perkara yang dapat membuat kita jatuh.

Sombong itu boleh saja tetapi hati tetap harus dijaga sehingga ketika kita punya suatu kebanggaan sendiri dan harus disharingkan tidak dipandang negatif pada setiap orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar